Mimpi Kecil Itu.


     Beberapa waktu yang lalu sempat berbincang dengan salah seorang teman lama, bicara tentang mimpi dan cita - cita. Rasanya menenangkan. Karena rasanya sudah sangat lama tidak menemukan teman bicara yang sama frekuensinya. Saat itu kami berbicara tentang salah satu negara di benua Eropa. Aku katakan padanya, memori tentang negara itu terekam di kepalaku lewat sebuah lukisan yang dulu pernah tergantung di rumah orang tuaku. Lukisan minyak tentang sebuah desa yang berlatarkan pemandangan hutan musim gugur dan sungai kecil yang mengalir. 

    Sampai detik ini, setiap kali dengan tidak sengaja aku melihat lukisan yang mirip walau tak persis sama, rasa itu tetap sama. Sesak tentang sebuah mimpi yang belum menjadi nyata. Suatu hari nanti, mungkin? 

    Dulu aku pernah mengalami hal yang hampir serupa. Tapi bukan lukisan minyak yang menjadi mimpiku, melainkan sebuah foto yang ada di kalender lama. Ingat tidak kalau kalender lama selalu menampilkan tempat - tempat luar biasa. Di salah satu kalender yang ada di dinding rumah orang tuaku  sekitar 25 tahun yang lalu, aku melihat sebuah tempat yang sungguh luar biasa. Seorang anak kecil dari kampung di tengah hutan Sumatera melihat pemandangan kolam renang dan taman bunga yang indah sebagai pemandangan yang menakjubkan. 

    Kolam renang. Iya, aku sungguh tidak bercanda. Benar kolam renang dan taman bunga. Jarak rumahku dari Ibukota provinsi sekitar 8 jam. Menuju ke kampungku jalannya juga luar biasa rusaknya. Pemandangannya? hanya hutan sawit, karet dan semak - semak. Sewaktu aku masuk SD, listrik pun belum ada. Jadi mohon dimaklumi jika anak kecil yang tinggal di kampung di tengah - tengah hutan ini sangat memimpikan bisa melihat kolam renang yang indah sekali saja dalam hidupnya. 

    Mungkin sekitar 15 tahun yang lalu, anak kecil itu sudah tumbuh besar dan mulai merantau ke kota besar. Mimpi tentang kolam renang jelas terlupakan. Diganti dengan mimpi anak muda yang ingin bertahan di kota metropolitan. 

    Lalu pada hari itu. Hari yang membuatku percaya pada keajaiban. Mimpiku dikabulkan oleh Tuhan! Jangan tanya bagaimana rasanya. Rasanya ingin meledak. Rasa haru dan bahagia begitu membuncah sampai tak sadar aku menangis sembari tertawa. 

    "Ini gila. Ya Tuhan. Inilah dia. Kolam renang dengan pemandangan indah yang dari dulu kumimpikan."

    Ajaib? sungguh. 

    Ternyata Tuhan sungguh mendengar. Dengan caranya yang luar biasa Tuhan membawa kakiku sejauh 2.377 km dan mewujudkan mimpi besarku saat aku masih terlalu kecil untuk melihat dunia. Siapa yang menyangka, bahkan untuk mengingatnya saja aku sudah tak pernah. 

    Kali ini aku sedang berharap Tuhan bisa memberikan keajaiban untukku, sekali lagi. Atau jangan - jangan Tuhan ingin aku lupa sejenak tentang mimpi di sebuah negara Eropa lalu suatu hari nanti dengan luar biasa Tuhan akan mewujudkannya dengan cara yang tak terduga, untuk kesekian kalinya. 

Komentar

Postingan Populer