Penyakit Sejuta Umat. Sejuta.

Kamu tau tidak kalau ada satu penyakit yang di derita sejuta umat?
Walaupun angka statistiknya tidak tepat sejuta, saya yakin saya tidak hiperbola. Penyakit kronis yang penderitanya tidak sadar kalau ternyata dia sakit.
Ini bukan penyakit jantung koroner yang faktanya menjadi pembunuh paling ampuh di Negara kita, bukan juga penyakit malaria yang musim datangnya sudah bisa diduga. Ini bahkan lebih parah dari semua penyakit berbahaya yang bisa kau sebutkan dengan kata – kata.
Nama penyakitnya panjang, tapi mudah diingat. Kenapa? Karena aku yakin kamu pasti sudah sering menemukan penderitanya.
PENYAKIT KECANDUAN UNTUK SELALU INGIN IKUT MENCAMPURI URUSAN ORANG LAIN.
Saya tau kamu akan tertawa sewaktu membacanya. Tapi setelah berhenti tertawa coba pikirkan, penyakit itu benar – benar ada kan? Saya berharap kamu bukan salah satu penderitanya.
Awalnya sekedar bertanya, yang katanya budaya kita, akhirnya menjelma menjadi penyakit sejuta umat yang tidak lagi sekedar bertanya. Bertanya cuma awalnya lalu dimulailah campur tangan orang – orang yang bertanya seolah mereka orang yang juga memiliki kuasa.
Jujur, saya lelah jika sudah terlalu banyak orang bertanya. Mulanya bertanya tentang usia, lalu setelah mereka tau kalau saya sudah dua puluh lima, mulailah khotbah panjang keluar dari bibir mereka sampai berbusa – busa. Kenapa tidak menikah? Kenapa tidak bekerja seperti wanita lainnya? Kenapa begini dan kenapa begitu dan masih banyak kenapa kenapa lainnya.
Pertanyaan yang berakhir dengan penghakiman hanya bisa di jawab dengan senyuman, senyuman manis yang kalau di lihat lebih jelas sebenarnya sangatlah asam.
Populasi manusia yang mengidap penyakit ini rasanya semakin banyak sampai rasanya di setiap sudut saya bergerak ada saja si pengidap.
Sudahlah, biar mereka sibuk dengan penyakitnya. Jangan tanya saya sedang sibuk melakukan apa, sibuk menikmati hidup tentunya.

Komentar

Postingan Populer