Kurir

Jadi bagaimana rasanya kalau kau tau hidupmu tinggal beberapa hari lagi?
Jangan dibayangkan, karena perasaan itu benar - benar tidak terbayangkan. Saya tau sebentar lagi saya akan mati, ini bukan mendahului takdir Tuhan dan saya juga tidak berniat bunuh diri. Tapi ternyata batas waktu hidup saya sudah hampir selesai. Sebentar lagi. 

Ingatan saya kembali ke masa beberapa tahun yang lalu, awal dari segala hal yang membuat saya akhirnya dapat mengetahui kapan saya akan mati. Saya memang penjahat, kalau yang kau bayangkan saya sebagai pembunuh, tidak, saya bukan penjahat seperti itu. Beberapa dari kalian mungkin tidak percaya, kalau kejahatan saya tidak sebegitu hebatnya, mengapa mati menjadi satu - satunya hukuman yang pantas untuk saya.

Semua karena uang. Kalian tentu tau, bagaimana susahnya tidur dengan nyenyak kalau hutangmu banyak. Lalu tiba - tiba, ada seorang Ibu Peri, walau kenyataannya penyelamat saya adalah seorang pria, datang dan menawarkan bantuan yang luar biasa menggiurkan untuk membantu menyelamatkan hidup saya dari kejaran hutang. Tidak ragu, saya mengiyakan.

Kurir. Itu sebutan untuk saya. Tugas saya cuma satu, hanya bepergian keliling Indonesia dengan satu syarat, tidak tertangkap. Karena mata saya sudah gelap, semua yang diperintahkan pun saya iyakan. Walaupun sebenarnya saya juga tidak paham dengan jelas apa yang sebenarnya saya bawa sehingga saya diwajibkan untuk tidak tertangkap.

Itu perjalanan pertama saya. Saya memasuki bandara dengan dengan gelisah. Keramaian membuat keringat saya bercucuran. Saya gugup. Manusia tidak pernah surut. Begitu ramai. Seolah - olah semua mata manusia tahu kalau saya adalah penjahat dan mereka siap menangkap. Kata dia yang mengaku sebagai rekan saya, barang bawaan saya tidak terlalu berat. Hanya 3kg. Tidak akan melebihi kuota maksimal barang bawaan di kabin pesawat. Tapi bukan berat yang membuat saya berkeringat. Ancaman untuk tidak tertangkaplah yang membuat saya begitu gelisah setiap ingin melangkah.

Lalu semuanya terjadi begitu saja. Saya tidak bisa lagi bercerita secara rinci, bagaimana akhirnya saya bisa berakhir disini. Di balik jeruji besi. Kegelisahan saya terjawab. Semua ancaman untuk tidak tertangkap akhirnya terungkap. Hati saya gelap, sehingga jalan pintas pun rela saya ambil demi segala jawaban untuk semua permasalahan saya. Uang.

Umur saya tinggal beberapa hari lagi. Bukan saya ingin mendahului semua ketentuan Tuhan, hanya saja hari eksekusi saya sudah ditentukan. Apa itu mati? Kalau mati hanya berarti tidak bernafas lagi, yasudahlah. Biarkan saja saya mati. Terlalu banyak hutang yang saya tinggalkan dan tidak akan lagi bisa terlunaskan. Sudah cukup saya terjebak dalam kebodohan. Semoga bekal saya cukup jika harus berhadapan dengan Tuhan. 

Komentar

Postingan Populer