Dua Jiwa

Rasanya di dalam tubuh saya ada dua jiwa. Saling tarik menarik karena begitu berlawanan. Satunya serupa setan satu lagi serupa malaikat putih yang anggun tapi tidak bersayap. Tubuh saya ramai, saya mendengar dua jiwa ini selalu bergaduh, sama - sama mencarai pembenaran dan saya cuma mengamati lalu menjadi korban.
Kalau saya jadi korban setan, orang bilang saya terkutuk karena saya dengan gampang melupakan Tuhan. Lalu saat sang malaikat merangkul tubuh saya si setan selalu berteriak mengingatkan, banyak jalan menuju kesenangan. 
Saya sedang mencari pembenaran yang muncul di kepala saya sendiri. Jutaan pertanyaan keluar untuk membandingkan dua jiwa yang selalu bersandingan. Kamu harus jalan di jalan yang lurus, kata banyak orang. Lalu selurus apa sih jalan yang dikatakan orang - orang? Bahkan penggaris plastik pun kadang berceruk yang saat kita menarik garis dengan pensil di atas kertas yang muncul segaris panjang dengan lekukan kecil di tengahnya, membuatnya tidak lurus lagi. 
Tubuh saya serupa robot yang dikendalikan oleh dua sistem yang saling bersebrangan. Jangan - jangan nanti saya bisa meledak karena hebatnya desakan kuat yang muncul dari jiwa - jiwa yang ada di dalam tubuh saya.
Lalu saya ada di sebelah mana? Kaki saya berpijak, satu di sisi kiri dan satu di sisi kanan. Jadi sudah jelas tubuh saya memang di buat untuk di isi oleh dua jiwa.

Komentar

Postingan Populer